Penulis: Naflah Ashar Oktavia
Tidak pernah menyangka takdir yang Allah berikan ketika manusia memasuki masa tua. Tidak ada yang menyangka jika dirinya bakal hidup seorang diri. Tidak ada yang bisa memilih takdir yang akan ditetapkan untuknya.
Kisah Nenek Marhenis, lahir di Padang, Sumatera Barat, menikah dan berkeluarga di Tebo, Jambi, hidup seorang diri. Suaminya sudah meninggal sejak lama. Anak laki-laki tunggalnya merantau ke Jakarta dan tak pernah kembali. Nenek umur 70 itu merasa sangat kesepian. Setiap hari ia hanya berkebun, menanam bunga, dan duduk di kursi tua di teras rumah.
Biaya hidup Nenek Marhenis hanya mengandalkan dari tetangga sekitar dan anak di perantauan yang jarang memberi kabar. Saudara-saudaranya sudah tiada, tetapi ia masih tetap semangat menjalani kehidupannya.
Sebuah hikmah, sebagai seorang anak, hendaknya berbakti selalu kepada orang tua. Mengurus orang tua ketika mereka sudah berusia lanjut adalah hal yang wajib dilakukan seorang anak. Bukankah surga berada di telapak kaki ibu? Di mana letak hari seorang anak yang menelantarkan ibunya seorang diri?
Padahal, sedari kecil kita sudah dibesarkan dengan penuh kasih sayang, cinta, dan pengorbanan oleh orang tua. Jagalah mereka, sayangi mereka, seperti mereka menyayangi kita di waktu kecil. ***
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)