Meskipun kematian pada umumnya ditakuti, namun anehnya banyak orang yang memilih-milih jalan dan cara menempuh kematianya sendiri. Padahal tidak memilih-milih jalan dan caranya pun semua orang pasti mati dan tidak akan bisa menghindar darinya. Semua orang telah ditentukan jalan dan cara kematiannya oleh Allah swt.
Allah swt berfirman dalam Qs. An-Nisa: 78
أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”
Pada kenyataannya, motivasi, cara, bahkan biaya untuk memperoses kematian orang berbeda-beda, tergantung kematangan jiwa dan kemampuan menempuhnya. Dari segi biaya, ada kematian yang mahal dan biaya tinggi, bahkan cenderung boros, sehingga tidak semua orang dapat menirunya, dan ada pula yang murah meriah tapi cukup mudah untuk menghilangkan nyawa.
Contohnya meminum racun serangga adalah cara orang memilih kematian yang murah. Sedangkan cara mati dengan biaya yang tinggi bahkan cenderung boros adalah menghisap rokok dalam waktu lama. Artinya mereka telah memilih kematian dengan senang hati, antusias, suka rela dan boros.
Ada dua kesalahan besar yang dilakukan oleh perokok. Pertama, memenuhi unsur ke dalam kebinasaan. Kedua, melakukan pemborosan yang dilarang Allah swt.
Allah swt berfirman dalam Qs. Al-Isra’ ayat 27
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Dilansir dari dataindonesia.id, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang merokok sebesar 28,62% pada tahun 2023. Berdasarkan jenis kelaminya, persentase laki-laki di dalam negeri yang merokok mencapai 56,36%. Sementara, hanya 1,06% perempuan Indonesia yang merokok pada tahun tersebut.
Ternyata, Indonesia adalah surga bagi orang yang memilih kematiannya dengan cara boros. Lebih dari 57.000 rakyat Indonesia memilih hidupnya untuk mati karena rokok. Sekarang ini posisi Indonesia menjadi bangsa perokok aktif terbesar ketiga di dunia, setelah Tiongkok dan India. ***
Pada kenyataannya, motivasi, cara, bahkan biaya untuk memperoses kematian orang berbeda-beda, tergantung kematangan jiwa dan kemampuan menempuhnya. Dari segi biaya, ada kematian yang mahal dan biaya tinggi, bahkan cenderung boros, sehingga tidak semua orang dapat menirunya, dan ada pula yang murah meriah tapi cukup mudah untuk menghilangkan nyawa.
Contohnya meminum racun serangga adalah cara orang memilih kematian yang murah. Sedangkan cara mati dengan biaya yang tinggi bahkan cenderung boros adalah menghisap rokok dalam waktu lama. Artinya mereka telah memilih kematian dengan senang hati, antusias, suka rela dan boros.
Ada dua kesalahan besar yang dilakukan oleh perokok. Pertama, memenuhi unsur ke dalam kebinasaan. Kedua, melakukan pemborosan yang dilarang Allah swt.
Allah swt berfirman dalam Qs. Al-Isra’ ayat 27
إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Dilansir dari dataindonesia.id, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang merokok sebesar 28,62% pada tahun 2023. Berdasarkan jenis kelaminya, persentase laki-laki di dalam negeri yang merokok mencapai 56,36%. Sementara, hanya 1,06% perempuan Indonesia yang merokok pada tahun tersebut.
Ternyata, Indonesia adalah surga bagi orang yang memilih kematiannya dengan cara boros. Lebih dari 57.000 rakyat Indonesia memilih hidupnya untuk mati karena rokok. Sekarang ini posisi Indonesia menjadi bangsa perokok aktif terbesar ketiga di dunia, setelah Tiongkok dan India. ***
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)