Penulis: Finaa Annisa |
Setiap manusia pasti memiliki idola yang menjadi panutannya dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaannya, siapakah idola yang pantas kita ikuti?
Orang yang kita idolakan biasanya akan kita ikuti segala hal tentang dia (foto www.freepik.com) |
Idola, menurut KBBI, adalah orang, gambar, patung, panutan, dan sebagainya yang menjadi pujaan seseorang. Biasanya ketika kita mengidolakan seseorang, kita akan mencari tahu banyak hal tentang orang tersebut (stalking), baik makanan favoritnya, kesukaannya, bagaimana sifat-sifatnya, hingga hobinya.
Tak sekadar itu kita juga akan memajang foto-fotonya di kamar, mengikuti akun sosial medianya, bahkan sampai mengikuti gaya tren yang sedang dikenakannya.
Apa sih yang membuat kita mengidolakan seseorang? Ada beberapa alasan, di antaranya karena wajahnya, suaranya, tinggi badannya, postur tubuhnya, sifatnya, kecerdasannya, kekayaannya, dan masih banyak hal lainnya.
Apakah seorang Muslim boleh mengidolakan seseorang yang bukan Muslim? Jawabannya tentu tidak boleh. Sebab, ketika kita mengidolakan seseorang yang bukan Muslim, maka secara tidak sadar kita akan terbawa jauh dari agama.
Mengapa demikian? Ketahuilah, ketika kita mengidolakan seseorang, pasti kita hendak mengikuti semua yang dia lakukan. Namun, ketika dia melakukan sesuatu yang buruk, apakah kita juga akan mengikutinya? Bagi seorang fans yang fanatik, tentu saja dia akan mengikutinya. Namun, tidak untuk kita yang seorang Muslim. Kita harus bisa membedakan mana hal yang baik dan buruk, termasuk apakah itu bertentangan dengan agama atau tidak.
Keperibadian seseorang tergantung kepada siapa idola yang disukainya. Ketika ia mengidolakan seseorang yang baik, maka pasti ia akan baik. Begitu pula sebaliknya.
Sebagai seorang Muslim kita memiliki idola dan panutan yang wajib kita ikuti, yakni Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (al-Ahzab [33]: 21)
Dalam ayat di atas sudah jelas bahwa Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah idola yang harus kita ikuti. Beliau adalah suri tauladan dari berbagai aspek kehidupan, baik aspek pemerintahan, hubungan sosial, agama, dan akhlak. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus meneladani dan mempelajari sejarah kehidupan Rasulullah s.a.w, serta mengikuti sunnah yang telah diajarkannya.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah suri tauladan yang paling baik, bahkan diakui oleh manusia di seluruh dunia. Lantas mengapa kita sebagai Muslim malah memilih mengidolakan orang lain?
Terkadang kita merasa minder dengan idola seorang Muslim karena berbeda dengan idola yang lain. Namun, apakah kita mengidolakan seseorang hanya karena wajah, suara, atau harta benda yang dimilikinya Ketahuilah, semua itu akan hilang dengan berjalannya waktu. Sedangkan akhlak yang baik akan tetap dikenang walau ia telah tiada.
Maka jadikanlah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sebagai idola kita, dan ikutilah sunnah yang telah beliau ajarkan.
Jika engkau mengidolakan orang lain selain Rasulullah s.a.w, lalu engkau selalu mengikuti segala hal darinya, apakah kelak di akhirat nanti dia bisa menyelamatkanmu dari neraka? Atau, justru dia juga ikut tercebur ke dalam neraka bersamamu?
Berbeda dengan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Ketika engkau mengidolakannya, mengikuti sunnah yang diajarkannya, maka beliau akan menolongmu di akhirat kelak dengan izin Allah. Sebab, seseorang itu akan bersama idolanya kelak di akhirat nanti. Ketika engkau mengikuti Rasulullah s.a.w. maka pasti beliau akan menolongmu dengan syafaatnya. Begitu juga sebaliknya.
Semoga di akhirat kelak kita akan mendapat syafaat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Aamiin
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)