Penulis: Soniawati |
Sering kali terjadi di sekeliling kita, atau bahkan kita sendiri, mengeluh dengan apa yang buruk menimpa kita. Lalu, ketika kita sadar bahwa ita selama ini telah kerap mengeluh, terbersit di pikiran kita pertanyaan-pertanyaan, "Mengapa kita selalu mengeluh? Apa yang membuat kita mengeluh? Dan bagaimana agar kita tidak mengeluh?"
Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar, juga perbuatan suka mengeluh. |
Allah Ta'ala menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dalam al-Qur'an surah al-Ma'arij [70] ayat 19, "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh."
Banyak sekali alasan manusia mengeluh. Mulai dari masalah ekonomi, keluarga, anak, sekolah, dan lain-lain. Selanjutnya dijelaskan pada ayat ke 20 dan 21 surat yang sama, "Apabila ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia menjadi kikir."
Ya, begitulah manusia!
Namun, firman Allah Ta'ala dalam lanjutan surat tersebut, yakni ayat ke 22 dan 23, ada pengecualian untuk orang yang gemar memgeluh. Siapa mereka? Yakni, orang-orang yang melaksanakan shalat, dan setia melaksanakannya.
Para 'alim mengatakan, seseorang bisa dilihat dari shalatnya. Jika shalatnya baik maka baik pula yang lainya.
Jadi, jika shalat kita sudah baik, kecil kemungkinan kita akan mengeluh saat mendapatkan musibah. Mengapa? Sebab, ketika shalat kita sudah baik, maka kita akan paham bahwa musibah adalah salah satu bentuk cinta Allah Ta'ala kepada hamba-Nya, juga bentuk kerinduan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya.
Barangkali Allah Ta'ala menginginkan hamba-Nya lebih lama tertunduk dalam rukuk dan sujud setelah musibah itu menimpanya. Mungkin juga Allah Ta'ala menginginkan hamba-Nya lebih banyak berucap syukur atas nikmat yang selama ini ia dapatkan.
Wallahu a'lam.
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)