Penulis: Bq Dwi Komalasari |
Apakah kamu sangat berdosa dan merasa Allah Ta'ala tidak akan mengampunimu? Apakah kamu punya kesalahan yang sangat besar sehingga merasa Allah Ta'ala tidak mau memaafkanmu? Apakah kamu telah melakukan banyak kemaksiatan sehingga merasa pintu surga sudah tertutup bagimu?
Jangan pernah merasa putus asa dari ampunan Allah Ta'ala (foto: tadabbur.republika.co.id). |
Ketahuilah, semua manusia tidak pernah luput dari khilaf dan dosa, termasuk kita. Ketika kita menyadari begitu banyaknya dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan, seringkali muncul pikiran bahwa surga itu tidak pantas lagi untuk kita pijaki.
Tentu pemikiran seperti ini amat salah. Jangan pernah merasa putus asa! Ingat, sebesar apa pun kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan, bahkan sampai seluas langit dan bumi sekalipun, percayalah ampunan Allah Ta'ala itu tetap ada bagi hamba-Nya yang mau bertaubat dan memohon ampunan atas kesalahan yang telah ia lakukan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (Ali Imran [3]: 133).
Rasulullah SAW mengutip firman Allah Subhanahu wa ta'ala, sebagaimana diriwayatkan Tirmidzi dari Anas bin Malik, yang berbunyi, "Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, maka akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan."
"Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku maka akan Aku ampuni."
"Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula."
Betapa besar rahmat Allah Ta'ala bagi hamba-Nya yang mau bertaubat, memohon dan mengharap ampunan dari-Nya. Karena dengan taubat terhapuslah dosa yang pernah kita lakukan.
Tentu, taubat yang kita lakukan adalah taubat nasuha, yakni taubat yang sebenar-benarnya taubat. Jangan sampai di kelak kemudian hari kita mengulangi kembali kesalahan yang sama, atau dalam istilah lain kita masuk ke dalam lubang yang sama.
Wallahu a'lam.
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)