Laman

Selasa, 19 Juli 2022

Mahalnya Sebuah Kesempatan

Penulis: Agesti Ita Purnamasari |

"Tidak ada penyesalan bagiku yang melebihi penyesalanku atas suatu hari di mana mataharinya telah terbenam, umurku telah berkurang, namun amalanku tidak bertambah." (Ibnu Mas'ud)

Kesempatan belum tentu datang dua dua kali (foto ilustrasi oleh Pixabay.com)

Waktu, umur, dan kesempatan, adalah nikmat yang paling berharga bagi kita setelah nikmat iman yang kita rasakan. Saking berharganya nilai waktu, Ibnul Qayyim berkata, "Waktu seseorang pada hakikatnya adalah umur. Ia adalah unsur penting bagi kehidupan abadi di surga atau unsur penting bagi kehidupannya di neraka dengan azab yang pedih. Waktu yang digunakan untuk Allah, itulah hidup dan umurnya yang hakiki. Apabila ia menghabiskan waktunya dalam kelalaian dan hanyut dalam keinginan-keinginan yang batil, maka ia akan mengisi waktunya dengan tidur dan menganggur. Dalam keadaan seperti ini, kematian buatnya lebih baik dari pada kehidupan." 

Mengapa waktu sangat berharga bagi manusia? Karena waktu adalah kehidupan. Dengan waktu, manusia bisa memenuhi kebutuhannya. 

Karena itulah kesempatan sangat mahal harganya. Ketika kesempatan hilang dan pergi, maka ia tidak akan kembali lagi, dan penyesalan pun datang.

Setiap detik dalam kehidupan ini harus kita isi dengan amal untuk akhirat. Karena akhirat adalah tempat kembalinya manusia, maka tidak pantas kita sia-siakan. Allah Ta'ala pun akan murka kepada orang yang menyia-nyiakan waktunya.

Yuk kita renungkan waktu yang sudah kita gunakan selama ini. Sebab, banyak orang yang tidak menyadari bahwa hidup di dunia ini adalah kesempatan mahal yang Allah Ta'ala berikan. 

Waktu ibarat pedang. Semakin diasah semakin banyak manfaatnya untuk kehidupan akhirat.

Wallahu'alam. ***

(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)