Penulis: Neng Windy Almukarromah |
Apakah kita sudah melakukan kewajiban tepat waktu? Atau, apakah kita masih menunda-nunda kewajiban?
Shalat sebagai kewajiban Muslim (foto: tadabbur.republika.co.id) |
Perlu kita ketahui betapa berbahayanya menunda-nunda kewajiban dalam beribadah. Sebab, menunda-nuda kewajiban beribadah sama saja dengan menunda-nunda kebaikan. Misalnya, menunda-nunda menjalankan shalat isya, atau menunda-nunda mengerjakan tugas kuliah, bahkan termasuk menunda pernikahan.
Tidak menunda-nunda kewajiban adalah bukti bahwa kita bersungguh-sungguh dan tidak main-main dalam menunaikan kewajiban. Sebaliknya, menunda-nunda kewajiban beribadah adalah tanda kita menyepelekan ibadah tersebut. Padahal, sejatinya kita tak pernah tahu sampai kapan kita diberikan kesempatan untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Tidak ada jaminan bagi seseorang untuk bertemu dengan hari esok.
Rasulullah saw bersabda, "'Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya, (yakni) gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu, masa hidupmu sebelum datang kematianmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, waktu sehatmu sebelum tiba waktu sakitmu, dan waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu," (Riwayat Hakim).
Hadits ini secara jelas memberi peringatan kepada kaum Muslim bahwa tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dengan kita pada hari esok. Kita bisa saja berencana, tetapi Allah Ta'ala jualah yang memiliki ketetapan. Meski kita sekarang masih muda, gagah, sehat, tapi itu semua tidak menjamin kita bakal bertemu hari esok.
Itulah lima nasehat yang perlu kita jadikan pegangan dalam menjalankan kehidupan sehari hari. Kita tak boleh lagi menunda-nunda kewajiban. Semoga Allah Ta'ala menjaga kita untuk selalu istiqomah dalam kebaikan.
Wallahu a'lam. ***
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)