Penulis: Mega Octavia |
Mengutarakan sebuah kebenaran sudah menjadi prinsip mendasar yang harus digenggam erat seorang Muslim. Hal ini telah diperintahkan oleh Allah Ta'ala melalui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam (SAW) sebagaimana diutarakan oleh Abi Dzar Ra, "Katakanlah yang benar meskipun itu pahit (berat untuk dikatakan)," (Riwayat Ibnu Hibban, nomor 2041).
Perlu kita ketahui bahwa menyampaikan kebenaran adalah salah satu syarat yang harus ada dalam dunia dakwah. Sebab, tujuan dari dakwah ialah melakukan 'amr ma'ruf, nahi munkar'. Tidak banyak orang yang tahu bahwa dakwah bukan sekedar berkecimpung dalam kegiatan ceramah di atas mimbar, namun segala sesuatu yang kita lakukan dalam upaya menegakkan agama Allah Ta'ala juga disebut dakwah.
BACA JUGA: Bahaya Mengintai di Balik Pujian
Ada kalanya sebuah kebenaran akan sulit sekali kita utarakan. Bukan hanya dihadapan orang lain, namun diri sendiri pun terkadang tidak serta-merta menerima begitu saja datangnya kebenaran. Namun, inilah tantangan dakwah yang harus kita emban. Sebelum lebih jauh menyebarluaskan dakwah, mari kita tanamkan terlebih dahulu apa yang hendak kita dakwahkan ke dalam diri sendiri.
Ketika sebuah kebenaran telah tertanam dalam diri kita, barulah kita mampu menegakkan kebenaran pada diri orang lain. Hanya saja, kebenaran harus kita sampaikan secara hikmah dan dengan lemah lembut. Sebab, sesuatu yang dilakukan secara paksa tidak akan berakhir baik.
Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di atas mengingatkan kita bahwa seberat apapun halangan dan rintangan yang akan kita hadapi dalam proses penyampaian kebenaran di medan dakwah tidak boleh menjadikannya sebagai alasan yang dapat membuat kita berhenti untuk mengutarakan sebuah kebenaran.
Wallahu a'lam
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)
BACA ARTIKEL LAINNYA