Oleh: Reaski Neurul Arifin |
Dear ikhwatifillah. Jadikanlah kebahagiaan ada dalam agamamu dan kesedihanmu terhalang dari agama atau dari sebagiannya. Karena sesungguhnya Allah memberikan kenikmatan dunia kepada hamba yang dicintai dan yang dibenci. Dia tidak memberikan agama kecuali kepada hamba yang dicintai.
Allah berfirman, "Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus [10]:58).
Maka kesedihan yang diharuskan adalah kesedihan ketika kehilangan ketaatan kepada Allah, dan bersedih karena luka akibat perbuatan maksiat kepada Allah.
Abu Musa, berkata, Rasulullah bersabda,
من سرته حسنه ، وساءته سينه فهو مؤمن .
"Barangsiapa yang merasa bahagia dengan setiap kebaikannya, dan merasa sedih dengan setiap kejelekannya, maka ia adalah mukmin." (HR. Thabrani dalam al Ausath no. 1694, sanadnya hasan).
Bersedihlah karena kesedihan kaum mukminin. Merasa sakit tatkala kaum muslimin baik di Timur mauppun Barat tertimpa kesusahan dan musibah. Bersedihlah tatkala di hadapanmu ada orang yang sedang sakaratul maut. Bersedihlah akan kubur dan kegelapannya, hari semua manusia dikumpulkan dan ketakutannya. Bersedihlah ketika menghadap Raja di hari pembalasan.
Ketahuilah, yang merasa aman di dunia, akan tercengang di akherat. Barangsiapa takut di dunia, ia akan merasa aman di akherat. Karena Allah tidak akan mengumpulkan hambanya diantara dua keamanan. Begitupula tidak akan mengumpulkan hamba diantara dua ketakutan. Dia Maha Penyayang. ***
(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir, Jakarta)