Pada saat sekarang ini, apalagi di zaman milenial banyak di antara kita yang ragu bahkan takut untuk berkata jujur , mengatakan bahwa Islam adalah solusi. Bukan demokrasi. Umat juga semakin bingung, tokoh mana yang harus mereka ikuti, karena sebagian dari mereka menyembunyikan sebuah kebenaran itu.
Dilansir dalam sebuah situs kajian dari https://t.me/komunitasmuslimah dengan pemateri Ustadz Yuana Ryan Tresna mengatakan bahwa banyak orang-orang yang ragu untuk berkata benar hanya karena kita masih memperhatikan penilaian dan ridha dari manusia.
Imam Ahmad bin Hanbal menyampaikan:
"Aku tinggalkan rida manusia, hingga aku mampu untuk berbicara menyampaikan kebenaran." [Siyar A'lam an-Nubala', 11/34]
Imam Al Ghazali pernah menyampaikan suatu resep penting, "Ketahuilah bahwa siapa yang mengukur kebenaran dengan tokoh, ia akan tersesat dalam lembah kebingungan. Maka kenalilah kebenaran, pasti kamu akan tahu siapa pemiliknya, jika kamu benar-benar ingin meniti jalan kebenaran.
Tapi jika kamu hanya puas dengan ikut-ikutan dan melihat tren ketokohan manusia, maka jangan lupa tentang shahabat dan ketinggian derajat mereka yang tidak tertandingi. Semua itu diperoleh bukan melalui jalur kalam atau fikih, melainkan melalui jalur ilmu akhirat dan meniti jalannya." [Ihya Ulumiddin, 1/173].
Dan hadits dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Imam Ahmad bin Hanbal menyampaikan:
تركت رضى الناس حتى قدرت أن أتكلم بالحق.
"Aku tinggalkan rida manusia, hingga aku mampu untuk berbicara menyampaikan kebenaran." [Siyar A'lam an-Nubala', 11/34]
Imam Al Ghazali pernah menyampaikan suatu resep penting, "Ketahuilah bahwa siapa yang mengukur kebenaran dengan tokoh, ia akan tersesat dalam lembah kebingungan. Maka kenalilah kebenaran, pasti kamu akan tahu siapa pemiliknya, jika kamu benar-benar ingin meniti jalan kebenaran.
Tapi jika kamu hanya puas dengan ikut-ikutan dan melihat tren ketokohan manusia, maka jangan lupa tentang shahabat dan ketinggian derajat mereka yang tidak tertandingi. Semua itu diperoleh bukan melalui jalur kalam atau fikih, melainkan melalui jalur ilmu akhirat dan meniti jalannya." [Ihya Ulumiddin, 1/173].
Dan hadits dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لاَ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ.
"Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang membela (kebenaran) hingga ketetapan Allah datang kepada mereka dan mereka dalam keadaan menang." [HR. Bukhari]. ***
(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir)