Oleh: Fatih Madini ---
Dibantu kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dewan Da’wah Islamiyah Indonenesia berhasil menggelar acara peresmian Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Bekasi, Kamis, 25 Maret 2021.
Dr. H. Muhammad Jusuf Kala, Ir. H. Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR), perwakilan Duta Besar Kuwait untuk Indonesia, Dr. Adian Husaini (ketua Umum DDII), Eka Supriatmaja (bupati Kabupaten Bekasi) berserta jajaran pemerintahannya dan Dr. Dwi Budiman Assiroji selau ketua Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir pun turun hadir.
Gedung yang diresmikan oleh Jusuf Kala ini hendak dimanfaatkan sebagai wadah baru pengkaderan da’i mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir.
Pada dasarnya, DDII punya beberapa dua model lain kaderisasi da’i. Pertama kaderisasi da’i satu tahun melalui Akademi Dakwah Indonesia (ADI). Kedua kaderisasi ulama yang sudah melahirkan 69 doktor dan 254 master setingkat S2.
Dr. Dwi Budiman menegaskan bahwa program kaderisasi ini merupakan salah satu program utama DDII dalam rangka mempercepat bertambahnya jumlah da’i, mengingat begitu banyaknya permintaan da’i kepada DDII. Khususnya di daerah pedalaman dan perbatasan.
Namun, Dr. H. Jusuf Kala mengingatkan untuk tidak sekadar fokus pada dakwah bil lisan, tapi juga dakwah bil hal. Sama halnya dengan dakwah bil lisan, dakwah bil hal pun mesti mengikuti perkembangan teknologi. Kalau keduanya digabungkan, persentase kesuksesan dakwah akan semakin tinggi.
Menurut wakil presiden ke-10 dan 12 itu, para da’i mesti menguasai ilmu pertanian, perdagangan, perikanan, sosial dan ekonomi, sampai kepada sistem perairan. Sebab itulah bekalnya untuk dakwah bil hal. Dan inilah yang dibutuhkan masyarakat.
“Sehingga da’inya ke daerah bukan hanya membawa buku-buku dakwah, tapi membawa contoh-contoh bibit (tanaman) yang baik. Itu dakwah yang paling terkesan di masyarakat. Kalau dakwah bil hal dan bil lisan ini digabungkan, pengertian masyarakat akan jauh lebih cepat,” ujarnya.
Gedung pengkaderan dengan kapasitas 106 orang ini betul-betul berarti bagi Dr. Adian Husaini. Melalui Rusunawa di Bekasi ini, ia betu-betul mengharapkan lahirnya da’i-da’i muda yang mampu memperkuat akidah, mempererat ukhuwah, dan mengokohkan NKRI. Sebagaimana Cita-cita Mohammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, HM. Rasjidi, Kasman Sigoedimedjoe, Burhanuddin Harahap, dll.
Pria yang akhir-akhir ini fokus dalam dunia pendidikan ini yakin bahwa pendidikan pengkaderan da’i adalah pendidikan terbaik dan kampus adalah sebaik-baiknya kampus di Indonesia.
“Saya katakan kepada anak saya, ini (STID) kampus terbaik di Indonesia, kamu gak perlu ragu. Ini pendidikan yang luar biasa. Saya terus terang seneng kalau anak saya menjadi pejuang, menjadi orang yang bermanfaat di tengah masyarakat. Itu pengalaman yang luar biasa, jarang para sarjana yang mau dan berani menjalani pendidikan seperti itu,” pungkasnya. ***
(Penulis adalah mahasiswa kelas jurnalis STID M Natsir Jakarta)