Oleh: Raudhatul Jannah ---
dan 7.
Dauroh ini biasanya dilaksanakan di Kampus Putri STID Mohammad Natsir,
namun pada dauroh kali ini dengan melihat situasi dan kondisi yang
membuat mahasiswi STID Mohammad Natsir belum bisa balik ke asrama, maka Bidang Karakter melaksanakannya lewat via zoom.
Di sisi lain, dauroh ini hanya bisa menampung 100 peserta yang artinya tidak semua
mahasiswi bisa mengikutinya secara langsung, dengan demikian Mahasiswi lainnya hanya bisa mengikuti lewat rekaman zoom yang akan di share
setelah dauroh terlaksana.
Pada Dauroh kali ini yang Bertema "Urgensi Menjauhi Maksiat Bagi Para Kader Da'iyyah", dibawakan oleh Ustadz Syuhaidi, M.Pd.I. Beliau adalah Manager Bidang Pembinaan Karakter Kampus Putra STID Mohammad Natsir.
Dauroh ini kemudian dibawa oleh pemateri dengan membicarakan pengertian-pengertian maksiat. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa "Maksiat tidak hanya melakukan suatu pekerjaan tersebut, namun maksiat juga dapat dikatakan saat kita meninggalkan hal-hal yang wajib untuk dikerjakan."
Beliau menyampaikan materi dengan begitu semangat dan lugas, sehingga membuat para peserta menyimak dengan baik pada setiap penyampaian. Beliau juga menjelaskan tentang efek-efek atau hal negative yang akan diperoleh dari perbuatan maksiat, sebagai berikut: Menghalangi Ilmu, Membuat Hati Tertutpi dari Petunjuk Allah, Tercegahnya Melakukan Ketaatan, Terjadinya Perdebatan dan Perpecahan, Menjadi Orang yang
Meremehkan Rabb-nya, dan Hilangnya Rasa Malu."
Beliau juga menyampaikan suatu petuah yang bisa menampar para da'iyaah dalam berda'wah. " Bilal bin Sa'ad beerkata:
Pada Dauroh kali ini yang Bertema "Urgensi Menjauhi Maksiat Bagi Para Kader Da'iyyah", dibawakan oleh Ustadz Syuhaidi, M.Pd.I. Beliau adalah Manager Bidang Pembinaan Karakter Kampus Putra STID Mohammad Natsir.
Dauroh ini kemudian dibawa oleh pemateri dengan membicarakan pengertian-pengertian maksiat. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa "Maksiat tidak hanya melakukan suatu pekerjaan tersebut, namun maksiat juga dapat dikatakan saat kita meninggalkan hal-hal yang wajib untuk dikerjakan."
Beliau menyampaikan materi dengan begitu semangat dan lugas, sehingga membuat para peserta menyimak dengan baik pada setiap penyampaian. Beliau juga menjelaskan tentang efek-efek atau hal negative yang akan diperoleh dari perbuatan maksiat, sebagai berikut: Menghalangi Ilmu, Membuat Hati Tertutpi dari Petunjuk Allah, Tercegahnya Melakukan Ketaatan, Terjadinya Perdebatan dan Perpecahan, Menjadi Orang yang
Meremehkan Rabb-nya, dan Hilangnya Rasa Malu."
Beliau juga menyampaikan suatu petuah yang bisa menampar para da'iyaah dalam berda'wah. " Bilal bin Sa'ad beerkata:
لا تنظر إلى حجم المعصية،
ولكن انظر في حق من عصيت
"Janganlah engkau melihat kecilnya maksiat,
tetapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat." Hal ini tentu sangat
lumrah dan membuat kita merasa tertampar. Bahwa maksiat sering kali
dianggap remeh oleh seseorang sehinggan menjadi enteng untuk terus
melakukan maksiat." Jelas beliau dengan semangat.
Pada akhir penyampainnya beliau berkata "Bahwa salah satu faktor gagalnya da'i/da/iyyah dalam berda'wah adalah karena seringnya atau masih bercengkrama dengan kemaksiatan, sehingga hati para mad'u merasa tidak ikhlas mendengarkan petuah, ajakan, penyampaian para da'i."
Dauroh kali ini membuat para da'i/da'iyyah merasa sangat tertampar dan sangat perlu mengetahui urgensi maksiat dan menjauhinya, apalagi seorang da'i adalah mereka yang harus memiliki ilmu, sedang ilmu adalah cahaya yang tak akan masuk pada orang yang sering atau melakukan kemaksiatan.
Pada akhir penyampainnya beliau berkata "Bahwa salah satu faktor gagalnya da'i/da/iyyah dalam berda'wah adalah karena seringnya atau masih bercengkrama dengan kemaksiatan, sehingga hati para mad'u merasa tidak ikhlas mendengarkan petuah, ajakan, penyampaian para da'i."
Dauroh kali ini membuat para da'i/da'iyyah merasa sangat tertampar dan sangat perlu mengetahui urgensi maksiat dan menjauhinya, apalagi seorang da'i adalah mereka yang harus memiliki ilmu, sedang ilmu adalah cahaya yang tak akan masuk pada orang yang sering atau melakukan kemaksiatan.
Wallahu a'lam. ***
(Penulis adalah mahasiwa STID M Natsir)