Penulis: Azmi Madaniyyah ---
Menjadi seorang dai adalah kewajiban bagi setiap muslim, yakni menyampaikan dan mengajak kepada kebenaran dan syariat Islam bagi manusia lainnya. Menjadi da'i juga bukan perkara yang mudah, namun juga bukan perkara yang sangat sulit.
Menjadi seorang dai adalah kewajiban bagi setiap muslim, yakni menyampaikan dan mengajak kepada kebenaran dan syariat Islam bagi manusia lainnya. Menjadi da'i juga bukan perkara yang mudah, namun juga bukan perkara yang sangat sulit.
"Mempersiapkan bekal sangat penting bagi seorang dai sebelum berdakwah di tengah masyarakat," ujar Ustadz Agus Salim, pemimpin rapat pada rapat evaluasi Kafilah Dakwah bersama KPZ Laznas, Selasa, 10 Maret 2020.
Rapat evaluasi yang menjadi agenda rutin tersebut membahas persiapan program Kafilah Dakwah 2020, STID Mohammad Natsir Kampus Putri. Salah satu pembahasannya berkenaan dengan berbagai pelatihan sebagai bekal dai dalam program tersebut.
Pada rapat yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut, beliau menegaskan bahwa segala pelatihan yang akan disampaikan kepada masyarakat kelak harus dikuasai dengan baik untuk kebaikan dai maupun sasaran dakwah.
Ustadz yang menjadi salah satu staff KPZ Laznas ini juga menuturkan berbagai kisah para dai di medan dakwah sebelumnya. Salah satunya, kisah seorang dai yang berhasil mengislamkan seorang dukun atas izin Allah.
Dikisahkan bahwa ada seorang dai yang ditempatkan untuk berdakwah di suatu daerah. Setelah beberapa lama tinggal, datang seorang pria yang menanyakan kepada dai tersebut, "Aku telah mengincarmu selama satu bulan terakhir dengan ilmu hitam, tetapi tidak pernah berhasil. Jurus apa yang kau gunakan?"
Dai tersebut terkejut mendengar pernyataan pria ini, lantas menjawab dengan berusaha tenang, "Saya hanya mengamalkan dzikir pagi dan petang setiap harinya. Atas izin Allah saya dilindungi dari segala keburukan yang menghampiri."
Pria ini pun terheran-heran mendengar jawaban sang dai. Atas izin Allah, juga berkat rahmat dan hidayah-Nya, sang dukun ini pun masuk Islam dan bertaubat.
Jadi, bukan hanya bekal finansial yang dibutuhkan saat terjun ke medan dakwah, tetapi juga bekal mental, ilmu, dan amalan yang kuat.
(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir)